
Patalan – Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Kuliah dari menjalankan kegiatan Kerja Nyata (KKN) berbasis riset di Desa Patalan dengan pendekatan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Melalui metode partisipatif dan pendekatan riset lapangan, mahasiswa tidak hanya hadir untuk menjalankan program kerja, tetapi juga menggali permasalahan riil masyarakat sebagai dasar penyusunan program yang relevan, aplikatif, dan berdampak.
Temuan Lapangan: Urgensi dan Tindakan
1. Pengelolaan Sampah dan Perubahan Perilaku Lingkungan
Dalam observasi awal, mahasiswa menemukan bahwa pengelolaan sampah di lingkungan warga belum berjalan optimal. Banyak tempat sampah rusak atau tidak tersedia di titik-titik strategis, yang berdampak pada kebiasaan membuang sampah sembarangan. Berdasarkan teori perilaku lingkungan dari Clayton & Myers (2015), perubahan lingkungan fisik seperti tersedianya fasilitas yang layak mampu mendorong terbentuknya perilaku pro-lingkungan secara berkelanjutan.
Melihat hal ini, mahasiswa melakukan rekonstruksi tempat sampah di beberapa titik dan melengkapi dengan media visual edukatif berupa himbauan bergambar. Pendekatan visual dipilih karena dinilai lebih efektif menjangkau masyarakat lintas usia dan latar pendidikan. Langkah ini diharapkan dapat menjadi pemicu terbentuknya budaya bersih dari lingkup terkecil, yakni rumah dan lingkungan sekitar.
2. UMKM dan Tantangan Ekonomi Digital
Sektor UMKM di desa memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi lokal. Namun, riset yang dilakukan mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM masih belum memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produknya. Hal ini berisiko membuat UMKM tertinggal di era digitalisasi, sebagaimana dikemukakan oleh Brynjolfsson & McAfee (2014) dalam teorinya tentang digital divide yang memengaruhi daya saing ekonomi mikro.
Menanggapi temuan ini, mahasiswa membantu pelaku UMKM membuat konten promosi sederhana berupa desain poster, katalog produk, dan strategi pemasaran di media sosial. Tak hanya itu, dilakukan juga edukasi singkat tentang ekonomi digital, mulai dari pengenalan platform marketplace hingga pentingnya membangun merek dan kepercayaan pelanggan secara daring. Kegiatan ini bertujuan agar UMKM dapat bertahan dan tumbuh di tengah perubahan pasar yang semakin terdigitalisasi.
3. Kreativitas Siswa dan Literasi Keuangan Dini
Dari interaksi dengan siswa sekolah dasar di desa, mahasiswa menangkap adanya antusiasme anak-anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka, namun minimnya media dan ruang untuk itu menjadi kendala. Di sisi lain, berdasarkan pendekatan constructivist learning dari Piaget, anak-anak membentuk pemahaman melalui pengalaman langsung dan aktivitas kreatif yang melibatkan emosi serta imajinasi.
Merespons hal ini, mahasiswa meluncurkan program “Gemar Menabung dengan Kreativitas”, di mana siswa diajak menghias celengan mereka sendiri. Aktivitas ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga menanamkan literasi keuangan dasar, yaitu menabung dan bertanggung jawab atas uang saku mereka. Program ini sekaligus menjadi media pembelajaran kontekstual yang menyenangkan dan berdampak positif bagi pembentukan karakter anak.
4. Potensi Singkong yang Terlupakan
Salah satu temuan menarik dalam riset ini adalah banyaknya tanaman singkong yang tumbuh di pekarangan rumah warga. Namun sayangnya, singkong masih dipandang sebagai bahan makanan yang kurang bergengsi dan jarang dikonsumsi, apalagi dijual. Padahal, berdasarkan konsep ketahanan pangan lokal, komoditas seperti singkong memiliki nilai strategis karena mudah ditanam, tahan cuaca ekstrem, dan bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai jual.
Untuk mengangkat potensi ini, mahasiswa mengadakan pelatihan pembuatan olahan singkong gulung, yang merupakan inovasi sederhana dengan tampilan menarik dan cita rasa yang bisa diterima oleh semua kalangan. Harapannya, pelatihan ini dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap singkong sekaligus membuka peluang usaha baru bagi warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga.
Integrasi Riset dan Pengabdian
Pelaksanaan KKN berbasis riset ini menjadi refleksi nyata bagaimana pendekatan ilmiah dapat berpadu dengan aktivitas pengabdian secara langsung di tengah masyarakat. Setiap program yang dijalankan disusun berdasarkan hasil identifikasi permasalahan secara partisipatif, sehingga solusi yang ditawarkan lebih tepat sasaran dan berdampak jangka panjang.
Pendekatan ini sejalan dengan pemikiran Boyer (1990) dalam konsep Scholarship of Engagement, yang menekankan pentingnya integrasi antara penelitian akademik dan keterlibatan sosial. Perguruan tinggi tidak hanya menjadi menara gading ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi mitra aktif dalam pembangunan masyarakat.
Melalui riset lapangan, mahasiswa mampu memahami konteks sosial secara mendalam dan menyusun program kerja yang tidak hanya reaktif, tetapi juga edukatif dan partisipatif. Kegiatan KKN ini tidak hanya memberi manfaat bagi masyarakat desa, tetapi juga memperkaya wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah secara nyata di lapangan.
Dengan demikian, KKN berbasis riset bukan hanya sarana pengabdian, tetapi juga wahana pembelajaran dua arah antara mahasiswa dan masyarakat, yang saling menguatkan dalam proses pemberdayaan yang berkelanjutan.

