Limbah plastik menjadi problematika lingkungan yang terus dihadapi oleh masyarakat seperti limbah botol plastik maupun limbah plastik lainnya, seperti bungkus makanan, detergen, sabun, dan lain sebagainya. Sifat sintetisnya yang menjadikan tahan terhadap dekomposisi alami menjadikannya sangat sulit terurai dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Tak jarang, masyarakat memilih untuk membakarnya atau membiarkannya menumpuk yang menjadikannya limbah.
Limbah plastik mencemari berbagai ekosistem termasuk lautan dan daratan, mengancam keberagaman hayati, serta berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Permasalahan dapat semakin memburuk apabila rendahnya tingkat daur ulang plastik dan sistem pengelolaan limbah yang tidak efektif. Oleh karena itu, upaya seperti penggunaan ecobrick, diperkenalkan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM guna menjadi langkah positif dalam mengurangi dampak buruk limbah plastik dengan menghadirkan solusi kreatif dan berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan dengan pengenalan konsep ecobrick yang dilanjutkan dengan pembuatan ecobrick secara langsung oleh ibu-ibu PKK Desa Patalan di Kantor Desa Patalan.
Ecobrick digagaskan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah limbah plastik dengan melibatkan pengelolaan yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat setempat. Diharapkan, dengan ecobrick, permasalahan pengelolaan sampah yang tidak efisien, seperti pembakaran sampah atau penumpukan sampah, dapat diminimalkan.
Ecobrick memiliki konsep limbah botol plastik diisi dengan limbah plastik padat untuk mengurangi limbah plastik pada lingkungan. Pembuatan ecobrick dapat dilakukan dengan membersihkan limbah botol plastik kemudian memasukkan limbah plastik yang lebih kecil seperti limbah plastik bungkus makanan, dalam hal ini, limbah plastik dapat digunting terlebih dahulu apabila memiliki bentuk yang besar. Melibatkan ibu-ibu PKK Desa Patalan dalam program ecobrick tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan sekitar, tetapi juga sebagai upaya dalam memberdayakan masyarakat lokal untuk berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Menurut penanggung jawab kegiatan, Feby Rizki Imersa, mahasiswa KKN PPM UGM dari prodi Sistem Informasi Geografis, pembuatan ecobrick adalah kegiatan kreatifitas yang dapat berdampak baik untuk lingkungan.
Reaksi positif diberikan oleh ibu-ibu PKK Desa Patalan, “Botol bekas ternyata bisa berguna ya, jadi pot tanaman cantik” ucap salah satu ibu PKK. Pengecatan ecobrick juga dilakukan untuk meningkatkan estetika ecobrick pot tanaman yang dibuat. Kegiatan ini dapat mengurangi limbah plastik sekaligus go green karena ecobrick dibuat dengan bentuk pot tanaman yang dapat langsung digunakan untuk menanam tanaman, seperti tanaman tanaman obat keluarga (TOGA). Kegiatan ini juga disambut baik oleh Dosen Pembimbing Lapangan KKN PPM UGM, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. IPU., “Mengurangi limbah plastik sekaligus memberdayakan masyarakat mengelola limbah yang dapat bermanfaat”, jelas Atus.